cari web

berawal dari diri kita sendiri mari kita ikut serta ber[eran dalam memajukan pendidikan dan keilmuan bangsa kita bangsa Indonesia

Sabtu, 27 Februari 2010

Tadarus Ramadan JIL Seri I Membincang Perdebatan Filosofis Ibnu Rushd dan Al Ghazali

Oleh Umdah El-Baroroh
Kesalahan fatal yang dilakukan oleh Al Ghazali dalam Tahafut al Falasifah adalah membeberkan perdebatan filsafat kepada kalangan awam. Akibatnya bukan saja merusak cara keberagamaan mereka yang bersifat retorik, tapi juga menodai pemikiran filosof yang didasarkan pada logika demonstratif.
Memperbincangkan kembali tentang perdebatan sengit antara dua tokoh besar Islam, Al Ghazali dan Ibnu Rushd, tak pernah kehilangan daya tariknya. Hal itu pula yang menarik Jaringan Islam Liberal (JIL) untuk mengangkat karya-karya Ibnu Rushd sebagai bahan pengajian Ramadlan tahun ini. Ada tiga kitab Ibnu Rushd yang akan dibedah dalam pengajian itu, yaitu Tahafut al-Tahafut, Fashl al-Maqal fima bain al-Hikmati wa al-Syari’ati min al-Ittishal,dan Bidayah al-Mujtahid. Pengajian pertama dibuka pada malam selasa 10/10 lalu dengan menghadirkan dua pembicara, yakni Mohamad Guntur Romli, dari Jaringan Islam Liberal dan mahasiswa Filsafat Al-Azhar Kairo dan Dr. Zainun Kamal, dosen filsafat Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Keduanya mencoba membedah karya monumental Ibnu Rushd, Tahafut al-Tahafut.
Ibnu Rushd adalah salah seorang filosof muslim yang hidup pada abad XII. Ia dikenal sebagai seorang penyelamat ruh filsafat yang telah hampir mati dihantam oleh Al Ghazali melalui karyanya Tahafut Al Falasifah. Ibnu Rushd, melalui bukunya Tahafut al-Tahafut kembali menyerang Al Ghazali yang dianggapnya telah merancukan pemikiran filsafat. Perang pena antar dua tokoh besar Islam ini menurut Guntur bukan hanya terjadi pada tulisan monumentalnya Tahafut al-Tahafut. Sebelumnya Ibnu Rushd telah beberapa kali mengkritik Al Ghazali dalam beberapa tulisannya. Kitab Fashl al Maqal, misalnya, merupakan serangan balik atas kitab Al Ghazali Faishal al Tafriqah bain al Islam wal al Zindiqah. Begitu pula kitabnya Bidayah al-Mujtahid juga merupakan tandingan atas kitab Al Ghazali, Bidayah al-Hidayah.
Ambisi Ibnu Rushd dalam menyerang Al Ghazali ini disinyalir oleh Guntur sebagai sebuah pertarungan politis. Hal itu bisa dilihat dari biografi Ibnu Rushd yang hidup pada masa dinasti Muwahhidin yang sangat mengagungkan filsafat. Sebelum dinasti Muwahidin, Cordova dikuasai oleh dinasti Murabithin. Dinasti ini sangat membenci filsafat dan mengedepankan pandangan fikih Dzahiri. Pada masa ini pula imam Al Ghazali menghabiskan hidupnya. Sementara ketika kepemimpinan negara diambil alih oleh Ibnu Tumurt, filsafat mulai dikembangkan kembali. Pertarungan politis dan ideologis di level pemerintahan itu sangat berpengaruh pada kehidupan Ibnu Rushd. Hal itu bisa dimaklumi karena Ibnu Rushd besar di lingkungan pemerintah. Kakek dan ayahnya adalah mantan hakim agung di Cordova. Bahkan ketika dinasti Muwahhidin di bawah kepemimpinan Abu Ya’kub, Ibnu Rushd juga menduduki tiga jabatan penting dalam pemerintahan, yaitu sebagai ketua hakim agung (qadhi al-qudhat), dokter istana, dan penasehat raja. “Sebagai seorang negarawan yang loyal, Ibnu Rushd tentu merasa berkepentingan untuk membela ideologi negara”, papar aktivis Jaringan Islam Liberal lebih lanjut.
Sementara itu DR. Zainun Kamal yang merupakan pakar pengkaji Tahafut al Tahafut menjelaskan kerancuan Al Ghazali dalam Tahafut al Falasifah. Menurutnya klaim Al Ghazali atas kerancuan filsafat semata-mata karena kesalahpahamannya dalam memahami filsafat. Dalam mempelajari filsafat, Al Ghazali disinyalir tidak mengambil sumber primer. Para filosof yang dikafirkan Al Ghazali karena mengatakan kekadiman alam, keterbatasan pengetahuan Tuhan pada yang universal, serta kebangkitan jasmani, sebenarnya mendasarkan logikanya pada filsafat Aristoteles. “Sementara Al Ghazali tidak membaca karya-karya Aristo”, tandas Zainun. Ia hanya membaca buku-buku terjemahan Aristo yang sudah banyak mengalami distorsi dari kalangan kristiani. Atau bahkan ia hanya membaca buku-buku Aristotelian yang telah ditulis ulang oleh para filosof muslim. Sehingga pemikiran itu sudah banyak bercampur dengan pemikiran-pemikiran Islam, khususnya filsafat paripatetik. “Inilah kerancuan Al Ghazali yang ingin ditunjukkan oleh Ibnu Rushd dalam Tahafut al Tahafut”, jelas Dosen filsafat UIN, Jakarta.
Kitab setebal seribuan halaman itu menurut Guntur Ramli, mengomentari dua puluh masalah tentang metafisika dan ketuhanan yang dibahas Al Ghazali dalam Tahafut al Falasifah. Tujuh belas di antaranya, menurut Al Ghazali menyebabkan orang yang mempelajarinya menjadi zindik. Sementara tiga masalah yang lain menyebabkan orang menjadi kafir. Tiga masalah yang dimaksud adalah kekadiman alam, keterbatasan ilmu Tuhan pada hal yang universal, dan kebangkitan jasmani pada hari kiamat.
Takfir Al Ghazali atas para filosof itu, menurut aktvis Jaringan Islam Liberal, Guntur Ramli, tidak fair. Pasalnya pendapat para filosof tentang masalah metafisika dan ketuhanan di atas didasarkan pada logika filsafat. Sementara oleh Al Ghazali dipahami dengan logika teologis. “Perdebatan para filosof itu adalah perdebatan filosofis, tetapi Al Ghazali memahaminya dengan pemahaman teologis. Inilah yang akhirnya menimbulkan kesalahpahaman terhadap filsafat”, tegasnya.
Oleh karena itu Ibnu Rushd dalam kitabnya yang lain (Fashl al Maqal) menegaskan bahwa perdebatan atau pembicaraan filsafat tidak bisa disebarluaskan kepada sembarang orang. Hal itu bisa menimbulkan fitnah dan klaim takfir. Ibnu Rushd menggolongkan masyarakat pada tiga level. Pertama, orang awam, yaitu orang-orang yang hanya bisa memahami teks agama secara retorik dan lahiriah saja. Kedua, orang khawas, yaitu orang-orang yang mampu memahami makna tersirat dari sebuah teks. Mereka inilah yang dimaksud sebagai filosof atau ahli hikmah. Golongan ini mampu memahami mawjudat (segala ciptaan Tuhan yang ada) dengan pendekatan burhani (demonstratif). Sementara di antara keduanya terdapat mereka yang dianggap sebagai mutakallimun, yaitu orang-orang yang memahami teks atau maujudat dengan pendekatan jadali (dialektis).
Menurut Ibnu Rushd masing-masing golongan tersebut tidak boleh melampaui kapasitasnya. Kesalahan fatal yang dilakukan oleh Al Ghazali dalam Tahafut al Falasifah adalah membeberkan perdebatan filsafat kepada kalangan awam. Akibatnya bukan saja merusak cara keberagamaan mereka yang bersifat retorik, tapi juga menodai pemikiran filosof yang didasarkan pada logika demonstratif. Ibnu Rushd mentamsilkan bahwa pemikiran bisa menjadi “makanan” bagi seseorang, namun bisa menjadi “racun” bagi yang lain. Jika seseorang tidak bisa membedakan antara “racun” dan “makanan”, berarti ia adalah orang bodoh (al-jahil ). Namun jika ia telah mengetahui hal itu “racun” dan tetap memberikannya kepada orang lain sebagai “makanan”, maka dia adalah orang jahat (al-syirrir).
Perdebatan filsafat Islam tentang ketuhanan dan persoalan metafisika, dinilai oleh Dawam Raharjo, intelektual muslim dan pendiri LSAF (Lembaga Studi Agama dan Filsafat), yang hadir dalam diskusi tersebut, sebagai pemikiran yang usang dan tidak relevan untuk konteks sekarang. “Oleh karena itu sudah sejak dulu, saya tinggalkan filsafat Islam”, tandasnya. “Hal ini berbeda dengan Barat yang pemikiran filsafatnya bisa memengaruhi perkembangan sain dan teknologi yang pesat.”
Pernyataan Dawam itu diamini oleh Guntur. Menurutnya tema-tema metafisika dan ketuhanan yang diangkat oleh Ibnu Rushd sudah sangat usang dan sudah tidak relevan lagi. Bahkan logika Aristoteles yang dikenal logika klasik yang sangat diagungkan Ibnu Rushd pun sudah banyak dibantah dan ditolak oleh filsafat modern. “Lalu apa yang tersisa dari pemikiran Ibnu Rushd untuk kita sekarang?”, tanya Guntur. “Menurut saya adalah masalah rasionalitas dan penghargaannya pada akal (al-ittijah al-aqlany ), dan metode kritisismenya (al-manhaj al-naqdy) yang bisa dikembangkan dari pemikiran Ibn Rusyd”.
Hal ini dibantah oleh Doktor dari UIN Jakarta. “Menurut saya, yang menolak filsafat Ibnu Rushd adalah orang awam”, tegas Zainun yang disambut oleh gelak tawa hadirin. “Barat bisa seperti sekarang itu sebetulnya banyak terinspirasi oleh Ibnu Rushd. Karya-karyanya banyak diterjemah dan dipelajari di sana. Bahkan hingga ada Avveroisme Latin dan sebagainya. Dan yang harus diingat bahwa buku Tahafut al-Tahafut ini telah memengaruhi para filosof Barat untuk mengkritik doktrin Gereja yang sangat dominan. Dari sinilah filsafat pencerahan itu dimulai.” “Memang Barat tidak berhenti pada Ibnu Rushd, tapi mengembangkannya lebih maju lagi. Lha kalau Islam malah ingin membuang filsafatnya, bagaimana Islam bisa maju?” tanya Zainun sinis. “Seharusnya kita yang mengembangkan”, tegas Doktor yang menulis disertasi tentang Ibnu Rushd mengakhiri pembicaraannya.[]
Bagai sireh pulang dalam gagang, seri cemerlang
Bukanlah sebarang siapa jua boleh menyanyikan
Hamba pun menumpang sama menyanyikan
Lagu zaman yang berzaman
Lagu lama dengan rasa
Cara kita orang timur
Tak mengapa asal suka budaya kita

Maafkalah hamba andai ada terkurang adatya
Begini suara hasrat hati ingin bersama
Hamba mengerti hasrat yang murni
Kayakan lagi adat sendiri

Hamba pun menumpang sama menyanyikan
Lagu zaman yang berzaman
Lagu lama dengan rasa
Cara kita orang timur
Tak mengapa asal suka budaya kita

Maafkalah hamba andai ada terkurang adatya
Begini suara hasrat hati ingin bersama
Hamba mengerti hasrat yang murni
Kayakan lagi adat sendiri
Untukmu seorang jauh disana
Kukirim lagu dan salam rinduku
Dengarlah manis impian hati
Tabahlah selalu selama menungguku

Aku bernyanyi untukmu sayang
Trimalah sebagai pengobat rindumu
Walaupun jauh darimu sayang
Namun engkau selalu teringat
Setiap waktu

Bukan maksudku membuat sedih
Tak lama lagi saatnya kan tiba
Saat bahagia kita berdua
Memupuk kasih selama-lamanya

Lagu Puisi

Artist: Shazzy
lagu puisi harmoni ingin ku tujukan
diharap akan menusuk kalbu setiap insan
lagu puisi harmoni ingin ku pasti kan membawa
erti makna serta senyuman
sudah sekian lama
aku asyik bermimpi
bilakan tiba masa untuk ku munculkan diri
setiap hari, diri hanya bersabar
semangat makin bara, niat semakin tegar
dalam hatiku, ku simpan pelbagai lagu
my dream is to fill the world with songs itu citaku
dari muda telahku pegang kepada citaku
kini diberi peluang untuk berlagu kepadamu
songs make the world the go round, ni pendapatku
ada saja lagu yang dapat gambar perasaanmu
tika bersedih, sunyi ataupun bergembira
ada-ada saja lagu yang menggambarkan rasa
aku ini, dikurnia bakat luar biasa
selalu ku bersyukur kepada yang Maha Esa
setiap nota, dimainkan untuk semata-mata
menceriakan sesiapa yang kini asyik berduka

berdirinya ku di sini berpandu satu misi
lupakan seketika wasangka dan rasa sangsi
dengar sebentar, sajakku bermula di sini
berteknik baru supaya dikau akan ingati
namaku kini, tertera di cover CD
ku cuba beri yang terbaru ngan kemunculan ni
sekian lama, ku cari cara untuk lagukan
supaya lagu-laguku diberi perhatian
berwajah tampan, umur awal dua puluhan
kini asyik mempelajari cara kehidupan
hidupan, zaman remajaku baik dijadikan, teladan
supaya pemuda sekarang tidak mensia-siakan
hidup mereka, mereka tidak sedari
satu kesilapan boleh rosakkan peribadi
kiniku, inginkan, semua sila fahamkan
setiap lakuan, tentu ada ganjaran

sekali lagi, ingin ku ulangi sekali lagi
kepada sesiapa yang tak pernah mempercayai
aku kini, ingin bukti betapa
salahnya mereka yang ingin aku tak berjaya
aku kini, semakin matang dan upaya
mencari peluang sendiri untuk capaikan cita
bersyukur kerana, inspirasiku ialah bapa
menjadi contoh terbaik kan ku selalu berjasa
walaupun kita, berbeza bidang kau dorongkan
setiap katamu telah ku ukir di fikiran
dikau mainkan, watak pendorong dalam hidupku
ingin ku minta maaf sekira ada salahku
salahku, dulu hanya tidak mendengar kata
walaupun nasihat aku pandai buat tak endah
kini ku sedar, dikau hanya mengasihi
sampai sini saja, tamatlah laguku ini

Tak Bisakah

Artist: Peter Pan
Hatiku bimbang dengan tetap pikirkanmu
Selalu-s'lalu dalam hatiku
Kumelangkah sejauh apapun itu
Selalu kau didalam hatiku

Ku berjalan-berjalan memutar waktu
Berharap temukan sisa hatimu
Mengertilah ku ingin engkau begitu
Mengerti kau didalam hatiku

Tak Bisakah kau menungguku
Hingga nanti tetap menunggu
Tak Bisakah kau menuntunku
Menemani dalam hidupku

Ku berjalan-berjalan memutar waktu
Berharap temukan sisa hatimu
Mengertilah ku ingin engkau begitu
Mengerti kau didalam hatiku

Jangan Kau mencari hidupku
Kemana Kau tau isi hatiku
Tunggu sejenak aku disitu
Jalanku jalan menemukanmu

Tak Bisakah kau menungguku
Hingga nanti tetap menunggu
Tak Bisakah kau menuntunku
Menemani dalam hidupku

Senin, 08 Februari 2010

Mengupil atau ngupil


Maaf sebelumnya kalo Repost!

Melihat Kepribadian Orang Dari Cara ngupil, akan w tnjukin beberapa tipe orang ngupil:

* Orang yang cinta kebersihan: orang yang sehabis ngupil langsung cuci tangan pake sabun.
* Orang baik hati: orang yang rela ngambilin upil orang laen.
* Orang tolol:Orang yang ga tau caranya ngupil.
* Orang bijaksana:Orang yang tau kapan dia harus ngupil.
* Orang kasar:Orang yang kalo ngupil jari telunjuknya masuk semua.
* Orang yang sadis:Orang yang kalo ngupil upilnya dipeperin ke orang laen.
* Orang yang cekatan:Orang yang kalo ngupil kurang dari 2 detik.
* Orang yang serakah:Orang yang ngupil ga cukup pake satu jari.
* Orang yang strategic:Orang yang ngupil sambil balikin badannya sambil jongkok ato sambil kayang.
* Orang yang perasa:Orang yang kalo abis ngupil trs jarinya di jilat.
* Orang iseng: orang yang ngupil pake tangan orang lain, ato pake lidah
* Orang yang sensual:Orang yang ngupil sambil mendesah, geli2 basah.
* Orang yang kurang ajar:Orang yang kalo ngupil upilnya dibuat gumpalan upil trs di lempar ke nenek2.
* Orang yang hemat:Orang yang ngupil cuma satu minggu sekali.
* Orang yang misterius:Orang yang kalo ngupil upilnya di taro disekelilingnya terusdiem-diem pergi tanpa meninggalkan jejak kecuali upil.
* Orang yang porno:Orang yang ngupil sambil bayangin yang engga-engga.
* Orang yang cinta seni:Orang yang kalo ngupil upilnya di jadikan relief dan patung ‘yg bernilai upil tinggi’.
* Orang yang jorok:Orang yang kalo ngupil upilnya di peperin ke lengan bajunya.
* Orang yang tidak berprikemanusiaan:Orang yang kalo ngupil upilnya di taro makanan ato minuman orang sekitarnya.
* Orang yang atletis:Orang yang sebelum ngupil melakukan pemanasan.
* Orang yang kekanak-kanakan:Orang yang kalo ngupil upilnya di buat mobil2an trs dimainin.
* Orang yang pemalas:Orang yang ngupil pake penyedot debu
* Orang yang inovatif:Orang yang ngupil pake jari kaki
* Orang yang hi-tech:Orang yang ngupil pake kabel data

Minggu, 07 Februari 2010

Gara2 internet

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

Poster Anti Rokok

Poster Anti Rokok

rokok-1
rokok-2
rokok-3
rokok-9
rokok-8
rokok-4
rokok-5
rokok-6
rokok-7
~ oleh erva kurniawan di/pada 29 April 2009.

Facta tentang siapa yang lebih dulu ke bulan

Benarkah Neil Amstrong adalah manusia pertama yang menginjakkan kakinya di bulan ?
Benarkah Neil Amstrong Telah Benar-benar Menginjakkan Kakinya dibulan Dengan Selamat
Baru Baru ini telah terungkap fakta yang mengejutkan tentang keaslian foto di NASA
Inilah bukti barunya ….
neil-amstrong-11 
Inilah yang dunia lihat tentang foto tersebut
Tetapi sadarkah anda ada bayangan yang tertutup dalam foto tersebut ?????????…….
Sekarang mari kita lihat foto sebenarnya………………..!!!!!
neil-amstrong-2 
Oooh……Ternyata Pak Slamet Duluan Yang Sampe Di Bulan ……….
Bukan Neil Amstrongg……..Wallaaaahh…………………….
~ oleh erva kurniawan di/pada 26 Maret 2009.

Jumat, 05 Februari 2010

Detik-detik Menjelang Kematian Bung Karno

Detik-detik Menjelang Kematian Bung Karno

PENASARAN ingin mengetahui kondisi Bung Karno selama berada dalam tahanan Orde Baru? Bagaimana keadaan Bung Karno menjelang ajal menjemput nyawa? Untuk menjawab rasa penasaran banyak orang itu, Rachmawati Soekarnoputri membongkar sejumlah dokumen tentang kesehatan Bung Karno, siang ini (11 Mei 2006) di kantor Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.
Dokumen-dokumen berusia 36 tahun itu menggambarkan kondisi kesehatan Bung Karno, terutama setelah dia tidak lagi menjadi presiden. Juga menggambarkan perlakuan penguasa ketika itu terhadap Bung Karno.
***
Memasuki pertengahan Agustus 1965 kesehatan Bung Karno drop drastis. Pada 4 Agustus ia terjatuh dan collapse di kamarnya di Istana Merdeka, Jakarta. Sejumlah kabar menyebutkan, Bung Karno terjatuh karena serangan stroke. Dia sempat dibawa ke Istana Bogor untuk mendapat perawatan intensif.
Peristiwa Bung Karno collapse sempat melahirkan berbagai rumor yang sulit dikonfirmasi. Sempat pula berkembang spekulasi yang mengatakan bahwa Bung Karno tidak akan mampu menyampaikan pidato kenegaraan pada peringatan hari proklamasi 17 Agustus 1965.
Kesehatan Bung Karno yang memburuk ini pula yang ikut memperpanas konstelasi politik nasional saat itu. Suhu politik dan persaingan antara Partai Komunis Indonesia (PKI) yang sebelumnya sempat mengusulkan ide angkatan kelima dengan TNI Angkatan Darat semakin panas.
Kehadiran tim dokter dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang membantu pengobatan Bung Karno juga mempertajam konflik di antara PKI dan AD. Sebab RRT dianggap sebagai sponsor utama ide angkatan kelima yang bikin resah itu. Di tengah suhu politik yang semakin panas, Bung Karno kembali muncul pada peringatan detik-detik proklamasi ke-20 di Istana Merdeka. Dia hadir lengkap dengan pakaian kebesaran dan tongkat komando yang seakan tak pernah lepas dari genggaman.
Singkat cerita, Maret 1967 Soeharto dilantik sebagai pejabat presiden. Sejak itu Bung Karno dikucilkan dan dilarang menginjakkan kaki di Jakarta. Maret 1968, Soeharto dilantik sebagai presiden. Menyusul pelantikan itu, di awal April 1968, Bung Karno angkat kaki meninggalkan Istana Bogor.
Dari istana yang berseberangan dengan Kebun Raya Bogor, Bung Karno pindah ke Batu Tulis. Tetapi udara Bogor yang dingin kala itu amat mengganggu kesehatannya yang tak kunjung membaik. Rematik Bung Karno semakin parah dan menyerangnya bertubi-tubi setiap hari. Di saat sakit yang semakin tak tertahankan, Bung Karno mengutus Rachma ke Jakarta, menyampaikan surat permohonan kepada Soeharto agar dia diperbolehkan kembali ke Jakarta.
Beberapa bulan kemudian, Bung Karno kembali menginjakkan kaki di Jakarta, tepatnya di Wisma Yasso, Jalan Jenderal Gatot Subroto. Di Wisma Yasso, rumah Dewi Soekarno yang kini menjadi Museum Satria Mandala itu, Bung Karno dijaga ekstra ketat siang dan malam.
“Ada satu periode dimana kami, anak-anaknya, tak boleh bertemu dengan beliau. Begitu juga dengan kerabat keluarga yang lain. Tetapi ada satu periode dimana saya bisa menjenguk Bapak tiga hingga empat kali dalam seminggu,” kenang Rachma.
Tanggal 6 Juni 1970, bertepatan dengan hari ulang tahun Bung Karno yang ke-69, Rachma dan Guruh menjenguk Bung Karno di Wisma Yasso. Rachma masih ingat, saat itu Bung Karno tengah berbaring di sofa. Sekujur tubuhnya bengkak. Suaranya sudah tak jelas lagi. Begitu juga dengan pandangan matanya.
Sakit ginjal yang diderita Bapak tak pernah diobati secara layak, ujar Rachma lagi. Dalam kunjungan itu, Rachma memotret Bung Karno. Foto itu kemudian diberikan Rachma kepada seorang jurnalis kenalannya. Urusan memotret ini membuat Rachma berurusan dengan Corps Polisi Militer (CPM).
“Mengapa saya tak boleh memotret BK. Memang status BK apa?” tanya Rachma ketika diinterogasi.
Dengan ringan si pejabat CPM menjawab, Bung Karno adalah tahanan. Setelah bertahun-tahun, itu adalah pengakuan pertama dari mulut mereka, ujar Rachma. Beberapa hari setelah kunjungan Rachma itu, Bung Karno dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD). Kesehatannya semakin memburuk.
Tanggal 21 Juni 1970, sekitar pukul 04.30 WIB, pihak RSPAD menghubungi Rachma. Dia diminta segera ke RSPAD menemui Bung Karno. Sekitar pukul 07.00 WIB, Rachma dan saudara-saudaranya dipersilakan memasuki ruang rawat Bung Karno. Alat bantu pernafasan dan jarum infus telah dilepas. Bung Karno tergolek lemah. Matanya tertutup rapat, nafasnya satu-satu. Tak lama, malaikat maut menjemput sang proklamator itu.